Selasa, 12 Mei 2020

SASTRA LISAN


Istilah sastra lisan dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa inggris oral literature . Ada juga mengatakan bahwa istilah berasal dari bahasa belanda orale letterkunde. Kedua pendapat ini di benarkan, tetapi yang menjadi soal adalah istilah itu dalam dirinya sendiri sebenarnya mengandung kontradiksi (Pinnegan, 1997: 1667), sebab literature (sastra) merujuk pada kata literae, yang bermakna “letters”.
Yang dinamakan sastra lisan adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang di sebarkan dan diturun-temurunkan secara lisan (dari mulut ke mulut). Dengan begitu, apa yang dinamakan kesusastraan , yang dulu barati as “anything written” (Sylvan Barnat, 1963: 1).



A.  Pengertian Sastra Lisan
   Sastra lisan adalah berbagai tuturan verbal yang memiliki ciri-ciri sebagai karya sastra pada umumnya, yang meliputi puisi, prosa, nyanyian, dan drama lisan. Sastra lisan (oral literature) adalah bagian dari tradisi lisan (oral tradition) atau yang biasanya dikembangkan dalam kebudayaan lisan (oral culture) berupa pesan-pesan, cerita-cerita, atau kesaksian-kesaksian ataupun yang diwariskan secara lisan dari satu generasi ke generasi lainnya (Vansina, 1985: 27-28).
    Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan yang jelas bahwa sastra lisan itu sekumpulan karya sastra atau teks-teks lisan yang memang disampaikan dengan cara lisan, atau sekumpulan karya sastra yang bersifat dilisankan yang memuat hal-hal yang berbentuk kebudayaan, sejarah, sosial masyarakat, ataupun sesuai ranah kesusasteraan yang dilahirkan dan disebarluaskan secara turun temurun, sesuai kadar estetikanya.

B.  Jenis-Jenis Sastra Lisan
1. Prosa
     Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya terus terang. Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis : prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Dalam kaitannya dengan karya sastra, prosa yang lebih tepat adalah prosa naratif. Prosa naratif yang umum kita temui adalah cerpen dan novel.
2. Puisi
Puisi adalah karya yang sejak dlu telah benar-benar dianggap sebagai karya sastra yang sejati. Dibandingkan dengan prosa dan drama puisi telah lebih dulu ada dan dianggap karya sastra sesungguhnya. Dilihat dari sifatnya, puisi merupakan karya rekaan yang bersifat monolog. . Sementara itu, jika dilihat dari bentuknya, puisi juga dapat dibedakan dengan karya lain terutama prosa. prosa biasanya dibangun oleh paragraf-paragraf dan ujaran tokoh sedangkan puisi berbentuk bait-bait atau ayat. Puisi sangat mengandalkan pencitraan, pilihan kata yang tepat, dan metafora. Puisi pada umumnya mengungkap suatu ide atau gagasan umum dan luas dengan ungkapan yang singkat dan simbolik. Menurut zaman dan karakteristiknya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. Puisi Lama                                               
Ciri-ciri puisi lama:
  1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Yang termasuk ke dalam puisi lama ialah mantra, pantun, karmina, bidal, gurindam, syair dan talibun.
b. Puisi Baru                                               
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas: balada, himne, ode, romansa, elegi dan satire.


C. Unsur-Unsur Sastra Lisan 
Secara intrinsik, unsur-unsur sastra lisan itu bertemakan tentang kehidupan, sebuah cerita yang memang dapat diambil pelajaran yang berharga. Selanjutnya, tokoh yang sering digunakan ialah sepasang suami istri yang memilikiaanak., Tentu di sastra lisan akan melahirkan amanat yang berkesan di hati penontonnya sebab menyangkut pada kejadian di lingkungan dan kehidupan masyarakat itu sendiri.
D. Fungsi Sastra Lisan
Fungsi saatra lisan di masyarakat itu dapat di lihat sebagai berikut:
  • Pertama, berfungsi sebagai system proyeksi.
  • Kedua, berfunsi untuk mengesahkan kebudayaan,
  • Ketiga, sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan sebagai alat pengendali sosial.
  • Keempat, sebagai alat pendidikan anak.
  • Dalam sasra lisan jawa ada sebuah tembang (nyanyia) yang berhubungan nama-nama jari tangan kita. Sebagai kita ketahui, nama-nama jari tangan kita terdiri dari:
1. Jari kelingking (jentik atau enthik)
2.  jari manis (jentik manis)
3.  jari tengah (penuggul)
4.  jari telunjuk (penuding)
5. ibu jari (jempol)
Kelima, jari tangan kita menurut orang jawa stu sama lain mempunyai ikatan persaudaraan dan jari tangan kita itu digunakan untuk pendidikan untuk anak-anak kita. Dalam ini, anak-anak di ajari untuk menghormati orang tua. Baik orang tua sendiri maupun orang-orang yang di anggap tua. Pokoknya, orang tua harus di hormati.
·      Keenam, untuk memberi jalan kepada seseorang agar dia dapat mencela orang lain. Hal ini tampak dalam peribahasa-peribahasa yang berisi sindiran dan celaan.
·      Ketujuh, Sebagai alat untuk memprotes ketidakadilan dalam masyarakat dan akhirnya, fungsi kedelapan sastra lisan di masyarakat .
·       Dan akhirnya fungsi kedelapan sastra lisan adalah untuk melarikan diri dari himpitan hidup sehari hari. Dengan perkataan lain, untuk hiburan semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNNYA

fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang berdasarkan imajinasi prngarang. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran y...