Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang menjadi
alat untuk menyampaikan pesan dan perasaan manusia kepada orang lain atau
kepada para pengamatnya. Bentuk karya sastra menjadi beragam, seperti puisi,
buku novel, lagu, lukisan, sketsa, dan lain-lainnya. Sastra dan kehidupan tidak
dapat dipisahkan. Sebagaimana dalam perkembangannya sastra selalu menghadirkan
hidup dan kehidupan dalam masyarakat. karya sastra berbeda dengan teori-teori,
tidak hanya berbicara kepada intelek
pembacanya melainkan secara keseluruhan kepribadiannya. Dalam hal ini, karya
sastra dapat dikatakan sebagai bagian integral yang penting dari proses sosial
dan kebudayaan. Macam-macam karya sastra meliputi puisi, roman, novel, drama,
dan cerpen. Mempelajari dan meneliti karya sastra terdapat unsur-unsur
pembangun, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Dalam hal ini, sastra dan bidang lain
banyak terkait dan menjadi cabang keilmuan yang baru seperti psikologi sastra, disini
saya akan menjelaskan sedikit mengenai sastra dan bidang lain.
SASTRA DAN BIDANG LAINNYA
- Sastra dan Budaya
Budaya dan sastra memunyai ketergantungan satu sama
lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat
dalam kebudayaan akan tercermin di dalam sastra. Masinambouw mengatakan bahwa
sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia.
Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam
masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana
berlangsungnya suatu interaksi.
- Sastra dan psikologi
Psikologi turut berperan penting dalam menganalisis
sebuah karya sastra dengan melihat dari sudut pandang kejiwaannya, baik dari
sudut pandang pengarang, tokohnya atau karya itu sendiri. Dengan demikian,
adanya konflik batin dalam satu proses pembuatan karya sastra menarik untuk
dianalisa menggunakan ilmu psikologi, dan pada akhirnya lahir ilmu baru berupa ‘Psikologi
Sastra’. Dengan meneliti sebuah karya sastra yang dilakukan melalui pendekatan
psikologi sastra, secara tidak langsung hal itu telah melibatkan ilmu
psikologi. Jadi, pada dasarnya psikologi sastra adalah analisis pada teks
dengan melibatkan pertimbangan relevansi dan juga peranan studi psikologis.
Bagaimana
psikologi bercampur dengan karya sastra?
Ada pendapat dari
Rene Wellek dan Austin Warren ( 1993:81-93) serta Hardjana (1991:60)
yang menyatakan bahwa psikologi bisa memasuki bidang sastra melalui beberapa
cara yaitu:
- Ketika dilakukan pembahasan
mengenai proses penciptaan karya sastra
- Adanya pembahasan secara psikologis
mengenai pembuat karya tersebut baik sebagai pribadi maupun sebagai satu
tipe
- Adanya pembicaraan tentang kaidah
psikologi yang bisa diperoleh dari karya sastra
- Pembahasan mengenai pengaruh karya
sastra terhadap pemirsanya.
Bagaimana
memahami hubungan antara psikologis dengan karya sastra
Cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara
psikologi dan sastra menurut Ratna (2004:343) adalah:
- Memahami unsur kejiwaan pembuat
karya sastra itu sendiri
- Memahami unsur kejiwaan dari tokoh
fiksi dalam sastra
- Memahami kejiwaan para pemirsa
karya sastra tersebut.
Karena karya sastra
tidak dapat dilepaskan dari masalah penciptaan yang melibatkan berbagai macam
masalah kejiwaan, maka untuk memahaminya perlu dilakukan dengan menggunakan
dukungan dari ilmu psikologi. Psikoanalisis digunakan untuk
menilai suatu karya sastra karena psikologi dapat menjelaskan suatu proses
kreatif yang ada dibalik penciptaan suatu karya sastra. Dengan demikian,
hubungan antara psikologi dan sastra adalah:
1. Menilai suatu karya dengan psikologi
Ilmu psikologi dapat digunakan untuk menilai suatu
karya sastra karena dapat menjelaskan proses kreatif dibalik pembuatannya.
2. Menganalisis tokoh dalam karya sastra
Gunanya ilmu
psikologi dalam kerya sastra lainnya adalah untuk menganalisa tokoh – tokoh
yang ada dalam suatu drama atau novel secara psikologi, karena terkadang
pengarang memasukkan teori psikologi yang diketahuinya ke dalam karya dan para
tokoh ciptaannya walaupun secara sadar atau tidak.
3. Menganalisis jiwa pengarang
Pengarang memiliki jiwa yang berkaitan dengan
karyanya sendiri. Ilmu psikologi dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana
keadaan jiwa pengarang pada saat ia membuat karyanya tersebut. Hal ini
melibatkan pelacakan riwayat hidup pengarang karena anggapan bahwa peristiwa
masa kecil akan turut mempengaruhi masalah kejiwaan dan proses penciptaan sang
pengarang.
4. Menganalisis tema utama
Suatu karya sastra dapat dianalisis tema utamanya
melalui pendekatan psikologis, hal itu untuk mendapatkan hasil analisis yang
lebih tajam mengenai perilaku dan watak para tokohnya. Dengan menggunakan ilmu
psikologi, tema utama suatu karya bisa dikupas secara mendalam untuk memahami
karya sastra secara keseluruhan.
5. Menalar perilaku tokoh cerita
Dalam menganalisis watak para tokoh dalam suatu
karya sastra, perlu dicari secara nalar mengenai perilaku tokoh – tokohnya.
Untuk mengetahui apakah perilaku para tokoh dapat diterima atau sesuai dengan
norma umum, menjelaskan motif dan niat para tokoh untuk melakukan tindakan
tertentu dalam suatu karya. Jika kita meneliti satu tokoh maka kita mesti
mencari penalaran yang tepat akan setiap tindak tanduk para tokoh tersebut
untuk mengetahui latar belakangnya.
6. Mengetahui motif penciptaan
Suatu karya sastra diciptakan dengan motif tertentu
dibaliknya. Motif penciptaan tersebut
harus diketahui dengan benar dan tepat untuk memahami satu karya sastra.
Perlu dilihat apakah penciptaan disebabkan oleh endapan pada pengalaman batin
pengarangnya atau adanya keinginan yang tidak terpenuhi yang menjadikan suatu
kekecewaan akan satu hal yang disalurkan lewat tulisannya. Misalnya, seorang
penulis yang mempunyai kondisi tubuh lemah dan mudah sakit – sakitan,
menciptakan tokoh yang kuat, berani dan tangguh dalam salah satu karyanya.
7. Mengkaji konflik pada suatu karya
Adanya konflik pada satu karya sastra berkaitan
dengan perwatakan dan alur cerita yang perlu mendapatkan perhatian dan kajian
secara menyeluruh untuk memahami karya tersebut. Menganalisis konflik
melibatkan analisa apakah konflik yang terjadi pada dalam diri tokoh cerita,
konflik dengan tokoh lainnya atau konflik dengan situasi yang berada di luar
diri sang tokoh. Beberapa artikel menarik yang perlu Anda ketahui antara lain
kode etik psikologi, teori psikologi industri, dan teori hubungan interpersonal
dalam psikologi.
8. Menganalisa pengaruh karya sastra
Suatu karya sastra
tentunya akan mempunyai pengaruh terhadap pembacanya, dan yang perlu dianalisa
adalah apabila pengaruh tersebut dapat meninggalkan kesan mendalam pada para
pembacanya dan pada akhirnya menimbulkan dampak pada para pembaca.
Ø Manfaat Psikologi
Sastra
Kegunaan
mempelajari ilmu sastra dengan menggunakan pendekatan psikologis yang juga
menjadi keunggulan dari psikologi sastra berasal dari manfaat mempelajari
psikologi yaitu:
- Mempertajam kemampuan untuk
mengamati suatu karya sastra
- Membantu mengasah kepekaan pada
kenyataan yang ada
- Memberi kesempatan penjajakan pola –
pola yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam suatu karya
- Membantu studi tentang perbaikan
naskah, koreksi yang dapat digunakan dengan tepat.
- Pendekatan psikologis dapat
memberikan umpan balik kepada penulis atau pengarang mengenai masalah
dalam pengembangan perwatakan yang dilakukannya dalam karya ciptaannya.
Ø Kelemahan psikologi
sastra
Setiap metode pendekatan yang digunakan pastinya
akan memiliki sisi kelemahan begitu juga dengan penggunaan psikologi untuk
pendekatan terhadap sastra. Kelemahan tersebut yaitu:
- Memerlukan pengetahuan mengenai
ilmu psikologi yang luas, jika tidak pendekatan ini sulit untuk dijalankan
dengan lancar.
- Sulit untuk mengetahui kaitan
antara satu tokoh dengan tokoh lainnya karena tokoh bukan merupakan makuk
yang hidup dan tidak bisa ditanyai, sedangkan sang pengarang seringkali
tidak mau memberi komentar atas karyanya.
- Sulitnya menalar dan memecahkan hal
– hal yang abstrak karena tidak adanya keterangan yang diberikan oleh
penulis mengenai motif atau perilaku sang tokoh
- Tidak mudah untuk mendapatkan
pengetahuan apakah pengalaman yang menimpa tokoh cerita juga merupakan
pengalaman pribadi sang pengarang atau bukan.
- Sastra dan filsafat
(pemikiran)
Hubungan sastra dan filsafat laksana dua sisi mata
uang; permukaan yang satu tidak dapat dipisahkan dari permukaan yang lainnya;
bersifat komplementer, saling melengkapi. Masalahnya, karya sastra membicarakan
dunia manusia. Demikian juga filsafat, betapapun penekanannya pada usaha unutuk
mempertanyakan hakikat dan keberadaaan manusia, sumbernya tetap bermuara pada
manusia sebagai objeknya. Jika demikian apakah apakah kemudian itu berarti
karya sastra identik dengan filsafat? Tentu saja tidak. Mengapa tidak? Di mana
pula letak persamaan dan perbedaannya? Justru dalam hal itulah hubungan sastra
dengan filsafat lalu melahirkan masalah sendiri.
Secara asasi, baik karya sastra maupun filsafat,
sebenarnya merupakan refleksi pengarang atas keberadaan manusia. Hanya, jika
karya sastra merupakan refleksi evaluatif, maka filsafat merupakan refleksi
kritis. Apa yang diungkapkan filsafat adalah catatan kritis yang awal dan
akhirnya ditandai dengan pertanyaan radikal yang menyangkut hakikat dan
keberadaan manusia. Itulah, di antaranya, yang membedakan karya sastra dan
filsafat.
Masalah hubungan sastra dan filsafat sesungguhnya
bukanlah masalah baru. Sejak manusia mengenal cerita-cerita mitologis, sejak iu
pula sesungguhnya hubungan sastra dengan filsafat — dalam pengertian yang lebih
luas — sulit dipisahkan
Darma, Budi.Pengantar Teori Sastra.Pusat Bahasa:Jakarta.2004.
Darma, Budi.Pengantar
Teori Sastra.Pusat Bahasa:Jakarta.2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar