Selasa, 12 Mei 2020

HAKIKAT Dan Fungsi sastra

Sastra merupakan salah satu bentuk komunikasi yang penyampaiannya disampaikan melalui bahasa. Dalam hal ini, sastra selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa, juga mampu membawa seseorang untuk menghayati ataupun menemukan nilai-nilai secara mendalam. Bisa dikatakan bahwa sastra merupakan suatu pengungkapan kehidupan lewat bentuk bahasa. Karya sastra sudah diciptakan jauh sebelum orang memikirkan apa hakikat sastra dan apa sifat maupun fungsi yang terkandung dalam sastra. Sebaliknya setelah terciptanya sastra, baru dimulailah orang bertanya apa itu sastra, hakikat sastra, sifat sastra dan sebagainya.
Sebagaimana dalam perkembangannya sastra selalu menghadirkan hidup dan kehidupan di masyarakat. Lewat sastra dapat diketahui pandangan suatu masyarakat, sastra juga mewakili kehidupan dalam arti kenyataan social. Disini saya akan menjelaskan sedikit Pengetahuan tentang  hakikat sastra, sifat sastra, dan fungsi serta manfaat dalam kehidupan sehari-hari. 



A.         Definisi Dan Hakikat Sastra

Kata sastra itu  berasal dari bahasa jawa kuna yang berarti tulisan. Istilah dalam bahasa jawa kuna berarti “tulisan-tulisan utama”[1]. Yang dimaksud tulisan tulisan utama bisa jadi tulisan yang memiliki keindahan. Sementara itu, kata “sastra” dalam khazanah jawa kuna berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kehidupan. Dalam kata “sastra” (Sanskerta: ΰ€Άाΰ€Έ्ΰ€€्ΰ€°, shastra)[2] merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstr adalah bentukan dari akar kata ‘sas’ yang berarti mengarahkan, mengajar atau memberi petunjuk atau istruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Dengan demikian sastra berarti alat atau sarana untuk mengajar.
Terdapat banyak batasan Mengenai definisi sastra, antara lain:
a.     Sastra adalah seni.
b.    sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.
c.   sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang  yang dimaksud  dengan pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia.
d. sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan  (diwujudkan) dalam sebuah bentuk yang mempesona.

Berikut ini pengertian sastra menurut para Ahli:       
a. Menurut djoko damono (1979)
yang memaparkan bahwa sastra adalah lembaga social seperti Masyarakat social yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan hasil ciptaan social. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan social. Dalam pegertian ini mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang—seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat[3].
b. George lukas
berpendapat bahwa sastra merupakan sebuah cermin yang memberikan kepada kita sebuah refleksi realitas yang lenih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamik.
                             C. .Rene wellek dan Austin werren
Dalam teori kesustraannya menyebutkan bahwa satra adalah segala  sesuatu yang tertulis atau              tercetak.
                              d.  Mursal Esten (1978 : 9)
 Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai                   manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).[4]
c                  e. Semi (1988 : 8 )
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
d                 F.   Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
                    g.    Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
f.                           h.  Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
g                  i.   Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide. 
h               i.   Aristoteles
                  Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
     j.   Robert Scholes (1992: 1)
 berpendapat bahwa tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda.
j.                        k. Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
k                       L.  Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Dapat disimpulkan bahwa sastra adalah suatu bentuk, baik itu berupa benda ataupun tulisan yang memiliki nilai keindahan.

B.  Sifat Sastra

Sifat-sifat khas sastra muncul sangat jelas bila dilihat dari aspek referensialnya (acuan), yaitu :
a.       dunia fiksi atau imajinasi.
b.      Fiksionalitas
c.       Ciptaan
d.      Kreasi

C.  Fungsi sastra

Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya. Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan persepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.
Selain menampilkan unsur keindahan, hiburan dan keseriusan, karya sastra juga cenderung membuktikan memiliki unsur pengetahuan.
Berikut ini merupakan fungsi-fungsi sastra menurut para ahli:[5]
a.       Budianta, dkk. Berpendapat bahwa sastra berfungsi memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Kadang-kadang dengan membaca sastra justru muncul ketegangan-ketegangan, dan dari ketegangan-ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah justru kemungkinan muncul kenikmatan estetis dan bersifat menghibur. Menghibur bukan berarti membuat terpingkal-pingkal  karena fidak dapat menahan tawanya. Namun, lebih pada kepuasan batin ketika mengikuti alur cerita atatu menikmati keindahan penggunaan bahasa dalam memaparkan aspek-aspek kehidupan. Memang ada pengarang yang mempersentasikan karyanya sebgai hiburan dalam artian membuat pembaca hanyut dalam tawanya. Namun karya-karya seperti ini justru dicap sebagai bukan sastra.
b.      Luxemberg, dkk. Berpendapat bahwa Sastra berfungsi memberikan kebermanfaatan secara rohaiah. Dengan membaca sastra, kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, social, maupun intelektual dengan cara yang khusus
c.       Herman J. Waluyo. Menyatakan bahwa sastra berfungsi sebagai wahana katarsis, yaitu pencerahan jiwa atau penyadaran jiwa terhadap lingkungan masyarakat terhadap keterbatasan individu yang seringkali melabrak posisi tuhan.
d.      Wellek dan Warren(26) menjelaskan bahwa fungsi sastra dalah sebagai berikut:[6]
a). Sebagai hiburan. Karya sastra adalah “pemanis” dalam kehidupan masyarakatsebab memberikan fantasi-fantasi yang menyenangkan bagi si pembaca. Karena seabagai hiburan, dampak yang diperoleh adalah rasa senang.
b). Sebagai renungan. Karya sastra difungsikan sebagai media untuk merenungkan nilai-nilai terdalam dari pembaca. Karena karya sastra berisi pengamalan-pengalaman manusia, maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa untuk memperoleh sari pati yang diinginkan.
c).  Sebagai bahasan pelajaran. Karya sastra difungsikan ditengah-tengah masyarakat sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Karya sastra menuntun individu untuk menemukan nilai yang diungkapkan sebagai benar dan salah. Karya sastra dikatakan sebagai “indah dan berguna” atau dulce et utile.
d)  Sebagai media komunikasi simbolik. Luxemburg menyatakan bahwa karya seni adalah sebuah media yang dipergunakan untuk menjalin hubungan dengan dunia dan sekitarnya. Karena ini komunikasi simbolik, maka para penerima tidak bisa langsung menerjemahkan kata sebagaimana denotative, tetapi harus menggunakan instrument konotatif.
             e). Sebagai pembuka paradigma berfikir. Sastra menurut bronowski dijadikan sebagai media                    untuk membuka cakrawala masyarakat yang terkungkung oleh semangat zaman yang                          tidak disadarinya. Sastra menyadarkan masyrakat yang selama ini merasa berada dalam                        kenyataan yang sesungguhnya padahal sebetulnya hanya berada pada pada intensitas                            yang  mirip dengan kenyataan (kuasi-kenyataan).


[1] Emzir dan Saifur Rohman, Hakikat Dan Fungsi Sastra, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm.5
[2] Wikipedia “Sastra”, di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra, pada tanggal 24 Februari 2020 pukul 16.35 WIB
[3] Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra Dengan Ancaman Literasi Kritis, cet. Ke-2, (Jakarta: PT  Aksara), hlm.12
[4] Hasansadili. “Pengertian Karya Sastra Menurut Para Ahli”, diakses dari https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/06/pengertian-sastra-menurut-ahli-beserta-ciri-dan-fungsi-sastra-lengkap.html, pada tanggal 16 Februari 2020 pukul  20:00 wib.
[5] Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra Dengan Ancaman Literasi Kritis, hlm.21.
[6] Emzir dan Saifur Rohman. , Hakikat Dan Fungsi Sastra, hlm.9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNNYA

fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang berdasarkan imajinasi prngarang. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran y...