Prosa dalam
pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau wacana naratif.
Fiksi berarti cerita rekaan atau cerita khayalan, sesuatu yang tidak ada dan
terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia
nyata. Novel dan cerita pendek (cerpen) merupakan dua bentuk karya sastra yang
sekaligus disebut fiksi .Perbedaan antara novel dan cerita pendek dilihat dari
segi formalitas bentuk,dan segi panjang cerita. Novel dan cerpen sebagai karya
fiksi mempunyai kesamaan, keduanya dibangun oleh unsur-unsur cerita yang sama
Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesutu secara lebih
banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan berbagai
permasalahan yang lebih kompleks sedangkangkan Cerpen menuntut penceritaan yang
serba ringkas, tidak sampai kepada detil-detil khusus yang “kurang penting”
yang bersifat memperpanjang cerita..
Ø Unsur-unsur
Fiksionalitas dalam Prosa Fiksi dan Penerapannya
1. Unsur-unsur fiksionalitas dalam prosa
fiksi:
a.
TemaAlur/plot
b.
Latar/setting
c.
Tokoh dan penokohan
d.
Gaya
e.
Sudut pandang
f.
Amanat
2. Hubungan
antar unsur tersebut
a. Tema
tema merupakan gagasan dasar yang merupakan gagasan dasar umum yang
menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur
semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Sedangkan
menurut Aminuddin (1987 : 91), untuk memahami tema, pembaca terlebih dahulu
harus memahami unsur-unsur signifikasi yang membangun suatu cerita menyimpulkan
makna yang dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan penciptaan
pengarangnya.
b. Plot/Alur
Plot/Alur
merupakan unsur cerita fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang
menanggapinya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur cerita fiksi yang
lain. Stanton (dalam
Nurgiyantoro, 2005 : 113) mengemukakan bahwa Plot / Alur adalah cerita yang
berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab
akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain.
c. Latar / Setting
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 216) setting atau latar disebut juga
sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
d. Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa mampu
menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku
yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa mampu menjalin
suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh
atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminuddin 1987 : 79).
e. Gaya
Gaya erat kaitannya dengan ekspresi karena jika gaya adalah cara dan
alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya, maka ekspresi adalah proses
atau kegiatan perwujuadan itu sendiri. Sebab itulah gaya dapat juga disebut
sebagai cara, teknik maupun bentuk pengekspresian suatu gagasan.
f. Sudut Pandang (Point Of View)
Point of
view/sudut pandang adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa
yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
g. Amanat
Amanat
adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat utama harus
merujuk pada tema. Pesan moral lainnya dapat ditemukan tersebar dalam cerita.
-
ingatan dan menjadi bagian kekayaan tiap
individu dalam bentuk langue.
Aliran Karya Sastra
Aliran
sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik,
dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain,
aliran sangat erat hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang
dikemukakan dalam karangannya
Jenis –jenis Aliran
Sastra
a.Aliran
Klasik (al-Madzhab al-Kalasikiy)
Aliran ini muncul di Yunani sebelum memasuki
abad ke-19,kemudian berkembang di Romawi yang selanjutnya menyebar luas ke
eropa pada masa kebangkitan .
b.Aliran
Romatisme (al-Madzhab al-rumantiqiy)
Aliran ini muncul di Prancis sebelum abad
ke-19, atau setelah revolusi prancis. aliran ini selalu memperhatikan aspek
keindahan, cenderung mengadakan pembaharuan dan kebebasan bepikir dan gaya
bahasa yang diungkapkan.
c.Aliran
Realisme (al-Madzhab al-Waqi’iy)
Aliran realisme dalam karya sastra selalu
berusaha melukiskan suatu obyek seperti apa adanya. Pengarang realisme dapat
diibaratkan sebagai seorang juru potret.
D.Aliran
Simbolisme (al-Madzhab al-Rumziy)
Aliran ini muncul di Prancis pada abad ke-19, syair dalam
pandangan mereka adalah gagasan yang menghujam pada diri sastrawan kemudian
diungkapkan dalam bentuk bahasa yang tidak transparan.
e. Aliran
Barnasiyah (al-Madzhab al-Barnasiy)
Dalam sastra Arab, aliran ini masih
mementingkan kaidah wazan,qafiyah dan gaya bahasa yang indah.
f.Aliran Idealisme (al-Madzhab al-Mitsaliy
Aliran ini banyak dipakai dalam falsafat,
idealisme juga mengangankan suatu keindahan, hanya saja bukan materi yang
menjadi tujuan , melainkan cita-cita atau harapan yang bersifat futuristik.
g.Aliran
Naturalisme (al-Madzhab al-Thabi’iy)
Aliran ini cenderung untuk melukiskan
kekurangan dan keperluan hidup manusia.
h.Aliran
Eksistensialisme (al-Madzhab al-Wujudiy)
Aliran ini menjadi terkenal di Perancis yang
dipelopori John Bole. S, yang menegaskan bahwa hakikatnya manusia adalah
makhluk yang bebas, karena dia tidak diikat oleh aturan-aturan yang menghalangi
kebebasannya.
i.Aliran
Surrealisme (al-Madzhab al-Suryaliy)
Surrealisme adalah aliran yang melukiskan
berbagai obyek dalam kesewaktuan. Bawah sadar manusia menjadi obyek seniman
surrealis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar