Karya sastra merupakan komunikasi antara
sastrawan dan pembacanya. Bentuk komunikasi itu berupa karya sastra. Apa yang
ingin di ungkakan sastrawan kepada para pembacanya. Bentuk komunikasi ternyata
melahirkan berbagai kejadian dalam teori sastra. Setiap kajian itu ada yang
menitikberatkan kejadiannya pada diri sastrawan, ada juga yang menitikberatkan
kajiannya pada kesusastraan antara karya sastra dan alam semesta.
terdapat empat pendekatan dalam kajian
sastra. Pendekatan sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut
pendekatan objektif. Pendekatan karya sastra yang menitikberatkan pada penulis
disebut pendekatan ekspresif. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada
kajian terhadap semesta atau alam disebut pendekatan mimetik. Dan pendekatan
kajian sastra yang menitikberatkan pada pembaca disebut
pendekatan pragmatik.
pendekatan
merupakan alat untuk menangkap realita atau fenomena sebelum dilakukan kegiatan
analisis atas sebuah karya. Dengan pendekatan, berarti seorang penulis,
peneliti atau kritikus mempergunakan cara pandang, strategi intelektual,
kerangka konseptual, kerangka pemikiran, paradigma dalam usaha memahami realita
sebelum melakukan analisis intrepretatif terhadap sebuah teks puisi, novel,
drama atau lainnya.
Adapun
peran pendekatan sebagai:
-sebagai
pemandu
-sebagai
pembatas
-sebagai
penjelas realita
Berbekal pendekatan, seorang analis
sesungguhnya memasuki kajian sastra dengan langkah dan cara berfikir secara
terpadu, terfokus dan terhindarkan dari cara-cara spekulatif dan acak yang
tidak sejalan dengan cara berfikir sistematis.
Istilah
apresiasi berasal dari bahasa latin, apreciatio yang berarti mengindahkan atau
menghargai. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut gove
mengandung makna: 1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan 2)
pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
pengarang. Sementara menurut S.Effendi , apresiasi sastra ialah kegiatan
menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh, sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
karya sastra (Aminuddin,2000:34). Pada akhirnya, seseorang akan mengetahui dan
memahami unsur-unsur yang membangun karya satra, sehingga ia akan memberikan
sebuah penilaian secara obyektif.
Berbagai
pandangan pakar dalm bidang Teori sastra
dan pendekatannya dalam mengapresiaisi karya satra terdapat keanekaragaman.
Abrams menyatakan, bahwa kekacauan dan keragaman teori lebih mudah dipahami dan
diteliti, jika berpangkal pada situasi karya sastra secara menyeluruh. Ia memberikan
kerangka yang sederhana, tetapi cukup efektif untuk menggambarkan empat istilah
dasar dalam situasi karya sastra secara menyeluruh. Dan yang berpusat pada
karya sastra . dalam kaitan ini, seperti yang dikutip oleh suwardi endaswara
dalam bukunya “metodologi penelitian sastra: epistemology model teori dan
aplikasi” (2003), dan partini sardjono pradotokusumo dalam bukunya “pengkajian
sastra” (2005), abrams membagi pendekatan atau teori dalam mengapresiasi karya
satra menjadi empat bagian. Namun perlu diketahui bahwa masing-masing
pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan, semua tergantung kepada
kepentingan si peneliti.
pendekatan
ini meniti beratkan pada pengarang. Pendekatan ekspresif dalam mengapresiasi
karya sastra merupakan model pendekatan yang jarang dilakukan. Pendekatan yang
berupa kajian semi-psikologis ini mungkin kurang menarik dan atau dipandang
kurang menguntungkan,. Karena peneliti yang mengguakn pendekatan in merasa
kesulitan , jika harus berhubungan langsung dengan pengarangnya. mungkiN sekali
pengarangnya telah tiada, atau jauh dari pembaca. Sebab, jika pendekatan ini
hanya sekedar bersumber pada teks sering dianggap kurang lengkap.
2.
Pendekatan obyektif
Pendekatan
ini disebut juga dengan strukturalisme atau instrinsik, yaitu sebuah pendekatan
yang menitiberatkan pada teks sastra semata. Strukturalisme, pada dasarnya
merupakan cara berpikir ttg dunia yang
terstruktur. Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang
memiliki struktur yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Kodrat
struktur itu akan bermakna, apabila dihubungkan dengan struktur lain struktur
tersebut memiliki bagian yang kompleks, ssehingga pemaknaan harus diarahkan
kedalam hubungan antar unsur secara keseluruhan.
Pendekatan
ini menghubungkan karya sastra dengan alam semesta(dalam istilah abrams disebut
universe). Universe alam semesta ini berkaitan dengan aspek dan masalah yang
cukup luas dan rumit, tidak hanya menyangkut masalah ilmu sastra, tetapi juga
antara filsafat dan psikologi, dan sosiologi dengan segala aspeknya
Pendekatan ini meniti beratkan pada pembaca sastra.
tokoh utama dalam ilmu sastra yang menekankan peranan pembaca adalah hans Robert
jauz. Menurutnya, para peneliti sastra telah menghilangkan factor yang
terpenting dalam proses semiotic yang disebut kesusastraan, yaitu factor
pembaca yang merupakan factor mendasar dan menentukan dalam sastra,
kesejahteraan sastra, dan sifat komunikasinya yang menggambarkan suatu hubungan
dialog dan proses antara karya, pembac,dan karya baru. Oleh sebab itu, estetik
produksi dan mimetic harus diperluas dengan esthetic tanggapan dan efek yang
menjadi kata kunci dalam kalangan ahli sastra.
Pembaca menilai,
menafsirkan, memahami, dan menikmati karya sastra untuk menentukan nasib dan
peranannya dari segi sejarah dan estetis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar