Rabu, 13 Mei 2020

Pendekatan karya sastra


Karya sastra merupakan komunikasi antara sastrawan dan pembacanya. Bentuk komunikasi itu berupa karya sastra. Apa yang ingin di ungkakan sastrawan kepada para pembacanya. Bentuk komunikasi ternyata melahirkan berbagai kejadian dalam teori sastra. Setiap kajian itu ada yang menitikberatkan kejadiannya pada diri sastrawan, ada juga yang menitikberatkan kajiannya pada kesusastraan antara karya sastra dan alam semesta.
   terdapat empat pendekatan dalam kajian sastra. Pendekatan sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut pendekatan objektif. Pendekatan karya sastra yang menitikberatkan pada penulis disebut pendekatan ekspresif. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada kajian terhadap semesta atau alam disebut pendekatan mimetik. Dan pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada pembaca disebut pendekatan  pragmatik.


pendekatan merupakan alat untuk menangkap realita atau fenomena sebelum dilakukan kegiatan analisis atas sebuah karya. Dengan pendekatan, berarti seorang penulis, peneliti atau kritikus mempergunakan cara pandang, strategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka pemikiran, paradigma dalam usaha memahami realita sebelum melakukan analisis intrepretatif terhadap sebuah teks puisi, novel, drama atau lainnya.
Adapun peran pendekatan sebagai:                              
-sebagai pemandu
-sebagai pembatas
-sebagai penjelas realita
 Berbekal pendekatan, seorang analis sesungguhnya memasuki kajian sastra dengan langkah dan cara berfikir secara terpadu, terfokus dan terhindarkan dari cara-cara spekulatif dan acak yang tidak sejalan dengan cara berfikir sistematis.

Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin, apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut gove mengandung makna: 1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan 2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Sementara menurut S.Effendi , apresiasi sastra ialah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh, sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Aminuddin,2000:34). Pada akhirnya, seseorang akan mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun karya satra, sehingga ia akan memberikan sebuah penilaian secara obyektif.
Berbagai pandangan pakar dalm bidang  Teori sastra dan pendekatannya dalam mengapresiaisi karya satra terdapat keanekaragaman. Abrams menyatakan, bahwa kekacauan dan keragaman teori lebih mudah dipahami dan diteliti, jika berpangkal pada situasi karya sastra secara menyeluruh. Ia memberikan kerangka yang sederhana, tetapi cukup efektif untuk menggambarkan empat istilah dasar dalam situasi karya sastra secara menyeluruh. Dan yang berpusat pada karya sastra . dalam kaitan ini, seperti yang dikutip oleh suwardi endaswara dalam bukunya “metodologi penelitian sastra: epistemology model teori dan aplikasi” (2003), dan partini sardjono pradotokusumo dalam bukunya “pengkajian sastra” (2005), abrams membagi pendekatan atau teori dalam mengapresiasi karya satra menjadi empat bagian. Namun perlu diketahui bahwa masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan, semua tergantung kepada kepentingan si peneliti.


pendekatan ini meniti beratkan pada pengarang. Pendekatan ekspresif dalam mengapresiasi karya sastra merupakan model pendekatan yang jarang dilakukan. Pendekatan yang berupa kajian semi-psikologis ini mungkin kurang menarik dan atau dipandang kurang menguntungkan,. Karena peneliti yang mengguakn pendekatan in merasa kesulitan , jika harus berhubungan langsung dengan pengarangnya. mungkiN sekali pengarangnya telah tiada, atau jauh dari pembaca. Sebab, jika pendekatan ini hanya sekedar bersumber pada teks sering dianggap kurang lengkap.

2.      Pendekatan obyektif

   Pendekatan ini disebut juga dengan strukturalisme atau instrinsik, yaitu sebuah pendekatan yang menitiberatkan pada teks sastra semata. Strukturalisme, pada dasarnya merupakan  cara berpikir ttg dunia yang terstruktur. Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Kodrat struktur itu akan bermakna, apabila dihubungkan dengan struktur lain struktur tersebut memiliki bagian yang kompleks, ssehingga pemaknaan harus diarahkan kedalam hubungan antar unsur secara keseluruhan.
 
Pendekatan ini menghubungkan karya sastra dengan alam semesta(dalam istilah abrams disebut universe). Universe alam semesta ini berkaitan dengan aspek dan masalah yang cukup luas dan rumit, tidak hanya menyangkut masalah ilmu sastra, tetapi juga antara filsafat dan psikologi, dan sosiologi dengan segala aspeknya 

Pendekatan ini meniti beratkan pada pembaca sastra. tokoh utama dalam ilmu sastra yang menekankan peranan pembaca adalah hans Robert jauz. Menurutnya, para peneliti sastra telah menghilangkan factor yang terpenting dalam proses semiotic yang disebut kesusastraan, yaitu factor pembaca yang merupakan factor mendasar dan menentukan dalam sastra, kesejahteraan sastra, dan sifat komunikasinya yang menggambarkan suatu hubungan dialog dan proses antara karya, pembac,dan karya baru. Oleh sebab itu, estetik produksi dan mimetic harus diperluas dengan esthetic tanggapan dan efek yang menjadi kata kunci dalam kalangan ahli sastra.
   Pembaca menilai, menafsirkan, memahami, dan menikmati karya sastra untuk menentukan nasib dan peranannya dari segi sejarah dan estetis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNNYA

fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang berdasarkan imajinasi prngarang. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran y...