Rabu, 13 Mei 2020

GENRE SASTRA DAN KARYA SASTRA


Istilah genre sastra berasal dari prancis yang berarti jenis jadi genre sastra berarti jenis karya sastra ahli pikir yang pertama kali meletakkan dasar teori genre adalah aristoteles dalam tulisan nya yang terkenal adalah poetica. Teori aristoteles tentang jenis karya sastra di dasarkan pada yunani klasik. Yang menarik dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat di terapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

yang pertama kali meletakkan dasar teori genre adalah aristoteles dalam tulisan nya yang terkenal adalah poetica. Teori aristoteles tentang jenis karya sastra di dasarkan pada yunani klasik. Yang menarik dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat di terapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

                                                                                   

   Pembagian Genre Sastra
  Karya sastra menurut genre atau jenisnya terbagi atas puisi, prosa, dan drama. Pembagian tersebut didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya.. Berikut ini penjelasan salah satu bentuk karya sastra tersebut, yaitu:

Puisi

       Susunan kata dalam puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Sebagai alat, katakata dalam puisi harus mampu diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan penyair. Di samping itu, kata-kata puisi harus pula mampu membangkitkan tanggapan rasa pembacanya. Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa sebagai bahan puisi itu dalam istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica. 
       Dari segi bentuknya terdapat puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat dikatakan sebagai puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun, syair,dan gurindam. Terdapat juga Puisi baru, puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern dilahirkan dalam semangat mencari kebebasan pengucapan pribadi. Puisi modern dapat dianggap sebagai bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan, keselarasan, dan kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan larik yang membangunnya.
       Untuk mengapresiasi suatu puisi seorang pembaca harus menciptakan kontak, dalam arti membaca teks sastra dan melakukan penghayatan. Kontak ini bisa terjadi apabila pembaca memahami kode kebahasaan ataupun sistem tanda dalam puisi yang diapresiasi. Hanya melalui hubungan yang demikian komunikasi dapat berlangsung dan karya sastra mendapatkan maknanya.

       Terdapat Gejala komunikasi yang dapat dihubungkan dengan sejumlah fungsi bahasa ,diantaranya:
·         Fungsi emotif mengacu pada fungsi bahasa untuk menggambarkan, membentuk dan mengekspresikan gagasan, perasaan, pendapat, dan sikap penyair.
·         Fungsi referensial mengacu pada fungsi bahasa untuk menggambarkan objek, peristiwa, benda ataupun kenyataan tertentu sejalan dengan gagasan, perasaan, pendapat, dan sikap yang kita sampaikan
·         Fungsi puitik yakni fungsi bahasa untuk menggambarkan makna sebagaimana terdapat dalam lambang kebahasaan itu sendiri..
·         Fungsi fatis, mengacu pada konsepsi bahwa bentuk kebahasaan yang digunakan dalam komunikasi
·         Fungsi konatif berisi konsepsi bahwa peristiwa bahasa dalam komunikasi berfungsi menimbulkan efek, imbauan, ataupun dorongan tertentu penanggapnya..
            puisi sebagai suatu struktur makro keberadaannya terkait dengan penyair, konteks, gagasan, sistem tanda yang terwujud dalam bentuk teks yang menjadi sarana kontak dengan pembaca (penerima). Selain komponen makro juga ada mikro, yakni komponen yang membentuk puisi sebagai teks secara internal. Jelasnya suatu puisi akan memanfaatkan (1) bunyi bahasa, (2) katakata atau diksi, dan (3) penggunaan gaya bahasa untuk menciptakan kontak dengan pembacanya.
Unsur keindahan bunyi dalam puisi juga ditunjang oleh penggunaan unsur bunyi. Untuk memahami makna puisi, kita akan menemukan makna literal, pengertian tersirat, dan nilai kehidupan. Makna literal merupakan makna yang digambarkan oleh kata-kata dalam puisi seperti lazim dipersepsikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memahami nilai kehidupan tentu saja kita harus memahami makna yang terdapat dalam puisi tersebut. Apabila hal tersebut dilaksanakan dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari, manfaat itu berlaku juga bagi kehidupan manusia pada umumnya. Jadi jelas pemahaman nilai-nilai kehidupan memang benarbenar memiliki relevansi dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNNYA

fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang berdasarkan imajinasi prngarang. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran y...