Istilah genre
sastra berasal dari prancis yang berarti jenis jadi genre sastra berarti jenis
karya sastra ahli pikir yang pertama kali meletakkan dasar teori genre adalah
aristoteles dalam tulisan nya yang terkenal adalah poetica. Teori aristoteles
tentang jenis karya sastra di dasarkan pada yunani klasik. Yang menarik dari
teori tersebut adalah teori tersebut dapat di terapkan pada karya sastra lain
di seluruh dunia.
yang pertama kali meletakkan dasar teori genre adalah aristoteles
dalam tulisan nya yang terkenal adalah poetica. Teori aristoteles tentang jenis
karya sastra di dasarkan pada yunani klasik. Yang menarik dari teori tersebut
adalah teori tersebut dapat di terapkan pada karya sastra lain di seluruh
dunia.
Pembagian Genre Sastra
Karya sastra menurut genre
atau jenisnya terbagi atas puisi, prosa, dan drama. Pembagian tersebut didasarkan
atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya.. Berikut ini
penjelasan salah satu bentuk karya sastra tersebut, yaitu:
Puisi
Susunan kata dalam
puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa. Kehadiran kata-kata dan ungkapan
dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme,
nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Sebagai alat, katakata dalam puisi harus
mampu diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan penyair. Di samping itu,
kata-kata puisi harus pula mampu membangkitkan tanggapan rasa pembacanya.
Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa sebagai bahan puisi itu dalam
istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica.
Dari segi bentuknya
terdapat puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat dikatakan sebagai
puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun,
syair,dan gurindam. Terdapat juga Puisi
baru, puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern dilahirkan dalam
semangat mencari kebebasan pengucapan pribadi. Puisi modern dapat dianggap
sebagai bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola estetika yang
kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair. Dengan
demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan, keselarasan, dan
kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan larik yang
membangunnya.
Untuk mengapresiasi
suatu puisi seorang pembaca harus menciptakan kontak, dalam arti membaca teks
sastra dan melakukan penghayatan. Kontak ini bisa terjadi apabila pembaca
memahami kode kebahasaan ataupun sistem tanda dalam puisi yang diapresiasi.
Hanya melalui hubungan yang demikian komunikasi dapat berlangsung dan karya
sastra mendapatkan maknanya.
Terdapat Gejala
komunikasi yang dapat dihubungkan dengan sejumlah fungsi bahasa ,diantaranya:
·
Fungsi emotif mengacu
pada fungsi bahasa untuk menggambarkan, membentuk dan mengekspresikan gagasan,
perasaan, pendapat, dan sikap penyair.
·
Fungsi referensial mengacu
pada fungsi bahasa untuk menggambarkan objek, peristiwa, benda ataupun
kenyataan tertentu sejalan dengan gagasan, perasaan, pendapat, dan sikap yang
kita sampaikan
·
Fungsi puitik yakni
fungsi bahasa untuk menggambarkan makna sebagaimana terdapat dalam lambang
kebahasaan itu sendiri..
·
Fungsi fatis,
mengacu pada konsepsi bahwa bentuk kebahasaan yang digunakan dalam komunikasi
·
Fungsi konatif berisi
konsepsi bahwa peristiwa bahasa dalam komunikasi berfungsi menimbulkan efek,
imbauan, ataupun dorongan tertentu penanggapnya..
puisi sebagai
suatu struktur makro keberadaannya terkait dengan penyair, konteks, gagasan,
sistem tanda yang terwujud dalam bentuk teks yang menjadi sarana kontak dengan
pembaca (penerima). Selain komponen makro juga ada mikro, yakni komponen yang
membentuk puisi sebagai teks secara internal. Jelasnya suatu puisi akan
memanfaatkan (1) bunyi bahasa, (2) katakata atau diksi, dan (3) penggunaan gaya
bahasa untuk menciptakan kontak dengan pembacanya.
Unsur keindahan bunyi dalam puisi juga
ditunjang oleh penggunaan unsur bunyi. Untuk memahami makna puisi, kita akan
menemukan makna literal, pengertian tersirat, dan nilai kehidupan. Makna
literal merupakan makna yang digambarkan oleh kata-kata dalam puisi seperti
lazim dipersepsikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memahami nilai kehidupan tentu saja kita
harus memahami makna yang terdapat dalam puisi tersebut. Apabila hal tersebut
dilaksanakan dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari, manfaat itu berlaku juga
bagi kehidupan manusia pada umumnya. Jadi jelas pemahaman nilai-nilai kehidupan
memang benarbenar memiliki relevansi dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar